GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK SESUDAH MELAKUKAN HEMODIALISIS
Main Article Content
Abstract
Hasil riset Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) menunjukkan bahwa prevalensi pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK) pada tahun 2006 sebanyak 12,5% . WHO memperkirakan bahwa akan terjadi peningkatan prevalensi pasien dengan penyakit ginjal sebanyak 41,4% di Indonesia antara tahun 1995-2025. Terapi efektif dalam menangani GGK yang digunakan sebagian besar negara di dunia salah satunya adalah Hemodialisis (HD). Proses ini hampir sama dengan mekanisme kerja ginjal secara fisiologis, namun proses buatan tetap tidak luput dari efek samping yang ditimbulkan. Pasien yang menjalani terapi HD dapat menderita komplikasi seperti kecenderungan infeksi, perdarahan, dan anemia. Penelitian oleh Dwitarini (2017) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kadar Hb pasien sebelum menjalani terapi HD dengan kadar Hb sesudah menjalani terapi HD. Penelitian oleh Agustina (2019) juga menunjukkan bahwa terdapat terjadi penurunan rerata Hb pada pasien penyakit ginjal kronik pre dan post HD. Penelitian yang dilakukan I Gusti Ayu Made (2020) juga menunjukkan bahwa kadar Hb yang menurun pada pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani terapi HD sebanyak 54, 46%. Presentase ini lebih banyak dibandingkan presentase pasien dengan kadar Hb yang tetap atau meningkat setelah menjalani terapi HD. Anemia pada pasien GGK dapat timbul akibat produksi eritropoetin yang terganggu secara fisiologis sebagai timbal balik dari gangguan fungsi ginjal. Namun, anemia juga dapat disebabkan beberapa hal lainnya seperti kurangnya vitamin, asam folat, zat besi, perdarahan, inflamasi, dan racun metabolik sehingga menghambat terbentuknya eritripoetin.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.